Bola99 – Jorginho meninggalkan Italia dan mencoba peruntungan di Inggris namun hingga kini, ia telah lebih sering mendengar kritik ketimbang pujian dalam musim debutnya bersama Chelsea. Subjek yang paling “berduri” dari karirnya di London adalah hubungan dekatnya dengan Maurizio Sarri.
Topik kontroversial ini telah diangkat dengan gagasan bahwa ia tidak akan tersentuh meski membuat kesalahan dan bahwa namanya adalah nama pertama di lembar skuad Chelsea, sebagai pengontrol permainan di lapangan, sembari memberikan utopia keberhasilan Sarriball. Singkatnya, Jorginho adalah anak emas yang tidak akan pernah terlihat membuat kesalahan di mata sang pelatih.
Keadaan ini sedikit berubah akhir pekan lalu ketika alih-alih mendapatkan kritik, namanya bahkan dinyanyikan oleh para pendukung the Blues usai berhasil mencetak gol pertamanya dari permainan terbuka yang juga memastikan kemenangan bagi Chelsea atas Fulham.
Namun pertandingan seperti ini sangat jarang terjadi. 10 hari yang lalu, Jorginho adalah subjek utama yang dicemooh oleh para pendukung 14 menit sebelum laga berakhir meski timnya berhasil mengamankan kemenangan yang nyaman atas Malmö di ajang Europa League di Stamford Bridge. Skeptisisme lokal ini terlihat sangat brutal atas performanya.
Bahkan penampilan kolektif yang lebih baik oleh Jorginho di laga final Piala Carabao harus dinodai dengan kesalahan saat mengambil penalti yang sebenarnya sangat jarang dilakukannya. Sulit untuk menghindari rasa simpati ketika pemain berusia 27 tahun itu melirik ke langit dengan putus asa pada sore itu.
“Para penggemar berhak memiliki pendapat mereka, untuk menjadi pendukung dan berpikir apa pun yang mereka suka,” ungkap Jorginho. “Itu juga memberi saya kekuatan untuk bekerja lebih banyak untuk mengubah pandangan mereka tentang saya. Bahkan jika mereka berpikir saya adalah golden boy Sarri, saya ingin menunjukkan kepada mereka mengapa Sarri menyukai saya, bahwa saya adalah pemain yang baik dan mereka telah salah karena bersikap seperti itu terhadap saya.
“Tapi saya tidak pernah ragu. Saya percaya pada diri saya sendiri. Saya tahu betapa kerasnya saya bekerja dan seberapa besar usaha yang saya lakukan. Jadi, meski saya menerima pandangan [para kritikus], saya tidak akan membalasnya. Saya menghormati pendapat mereka, saya mendengarkannya, saya tetap tenang dan bekerja keras, berusaha untuk melakukan yang lebih baik. ”
Jorginho bukan pemain pertama yang tiba di Premier League dan langsung menerima kritik keras pontang-panting yang luar biasa. Namun perlu diingat bahwa hanya empat pemain yang berlari lebih dari 310,77 km di papan atas musim ini. Tetapi ia menderita masalah di Chelsea karena kekurangan dinamisme yang dimiliki Michael Essien atau N’Golo Kanté, saat berperan sebagai penanggung jawab di lini tengah.
Selain itu, ia juga belum memamerkan bukti kualitas eksplosif, dengan atributnya yang lebih halus. Tidak ada yang bisa menandingi jumlah total 2.162 operan suksesnya, atau 1.229 umpan yang ia kirimkan di area lawan miliknya. Namun keberhasilan ini kerap ternoda dengan gontai-gontai tanpa tujuan ke arah dengan gaya bermain timnya yang tidak memiliki bentuk yang jelas.
Bahwa dia mempersonifikasikan bagaimana Sarri berusaha mengubah cara Chelsea bermain mungkin tidak bisa dihindari, yang membuatnya sulit untuk ditolak dalam urusan klaim favoritisme ini. Kedua sosok ini tiba secara bersama-sama setelah melewati negosiasi rumit dengan presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, dengan biaya kompensasi sebesar £ 57 juta untuk sang pemain yang akhirnya secara efektif memasukkan kompensasi kepada sang pelatih.
Diatas kertas, Sarri dan Jorginho ini seolah-olah datang dalam satu paket. Jadi ketika Sarri dikritik dengan “pemaksaan” gaya bermainnya seperti yang dia alami di sebagian besar musim dingin kemarin, Jorginho adalah kambing hitam utama di lapangan. Mantan pemain Napoli ini dianggap berbagi keputusasaan Sarri untuk memaksakan sistem ini agar bekerja dengan sempurna.
